Rabu, 06 Mei 2015

CATATAN NAJWA - Belajar Dari GusDur

Gus Dur seorang pelintas batas, berbagai sekat ia terabas.
Ia tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori, sebab kiprahnya melintasi berbagai teritori.
Seorang kyai, sekaligus politisi.
Ia penulis, sekaligus aktivis.
Jadi Presiden tak membuatnya terkekang, kekuasaan tak membuat komitmennya berkurang.
Yang minoritas diangkatnya secara terhormat, dilumerkannya berbagai prasangka yang melekat.
Akibatnya Gus Dur sering dihinggapi praduga, padahal dia yang cairkan banyak prasangka.
Tapi dia bisa santai menghadapi tekanan, sebab jabatan baginya bukanlah tujuan.
Sebelum lawan mencemooh dan mengejeknya, Gus Dur lebih dulu menertawakan dirinya.
Humor menjadi jalan pembebasan, dari bujuk rayu kuasa yang menjerumuskan.
Toh hidup hanya menunda kekalahan, santai sajalah dengan kekuasaan.
Dengan itulah Gus Dur jadi amat berbobot, begitu saja kok repot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar